Seorang
penjual warung tidak ingin pembeli yang biasanya langganan membeli di warungnya
pindah ke warung lain. Penjual tersebut ingin pelanggan setianya tersebut
terus-menerus membeli di warungnya. Penjual tersebut harus mengetahui apa
penyebab pelanggan itu masih bertahan untuk tak pindah warung. Dengan
mengetahui hal itu, dia akan mampu menjaga agar pelanggan tersebut tetap setia
membeli di warungnya.
Upaya yang bisa ia lakukan misalnya adalah
menjaga kualitas masakan, pelayanan yang memuaskan, harga terjangkau, dan lain
sebagainya. Cara lain yang bisa ditempuh misalnya dengan doa, menjaga hubungan
baik dengan pelanggan tersebut, dan lain-lain.
Begitu
juga dengan dunia perbankan. Pihak bank harus mengetahui penyebab nasabah tetap
bertahan di bank tersebut dan tidak mau pindah ke bank lain. Cara yang bisa
ditempuh bisa dua macam, positif dan negatif. Cara yang baik misalnya adalah
dengan meningkatkan kualitas, memperbagus pelayanan, dan lain-lain. Cara yang
negarif (kurang baik) misalnya dengan mempermahal biaya administrasi jika ingin
melakukan pemindahan, dan lain-lain.
Nah,
penyebab pelanggan atau nasabah tersebuh tidak pindah ke tempat lain disebut
switching barrier. Atau dalam kata lain, switching barrier adalah hambatan yang
dimiliki oleh pembeli atau nasabah untuk pindah ke perusahaan/toko/warung/bank
lain. Hambatan tersebut bisa berupa biaya yang tinggi, bagusnya kualitas dan
pelayanan, dan lain-lain.
Itulah
sekelumit tentang switching barrier. Semoga bermanfaat.
Surabaya,
3 Januari 2016
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan jika mau komentar :)