Jumat, 03 April 2015

Karakteristik dan Klasifikasi Sistem Keuangan

Saudaraku, di kelas saya dapat materi tentang sistem keuangan Islam yang diampu oleh prof. Dr. H. Ismail Nawawi, MPA, M.S.i. Maka dari itu saya tertarik untuk menuliskan sedikit apa yang disampaikan. Ada dua hal yang ingin saya tuliskan. Pertama tentang karakteristik sistem, dan yang kedua klasifikasi sistem.

Karakteristik sistem terdiri dari beberapa komponen, yaitu komponen (elemen), batasan sistem (boundary), lingkungan luar (environment), penghubung sistem (interface), masukan (input), keluaran (output), dan sasaran sistem (objective).

Adapun klasifikasi sistem dapat dikelompokkan ke dalam 8 klasifikasi. Yang pertama adalah sistem abstrak. Sistem abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Contohnya adalah sistem teologi, sistem manajemen, dan lain-lain.

Yang kedua adalah sistem fisik, yaitu sistem yang secara fisik dapat dilihat. Contohnya bisa kita lihat pada sistem komputer, sistem transportasi, dan lain-lain.

Klasifikasi yang ketiga adalah sistem deterministik, yaitu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat. Contohnya adalah program komputer, dan lain-lain.
Yang keempat adalah sistem probabilistik, yaitu sistem yang tidak bisa diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas. Contohnya ialah arisan dan stok barang.

Yang kelima adalah sistem tertutup, yaitu sistem mandiri, sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan (tidak dipengaruhi oleh lingkungan). Contohnya adalah reaksi kimia dalam sebuah tabung tertutup.

Adapun klasifikasi yang keenam adalah sistem terbuka, yaitu sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya bisa kita lihat pada sistem kerganisasian serta sistem penawaran barang dan keuangan.

Yang ketujuh adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia). Contohnya adalah sistem tata surya.

Klasifikasi terakhir, kedelapan, adalah sistem buatan manusia, yaitu sistem yang dibuat oleh manusia. Contohnya adalah sistem komputer dan sistem mobil.

Lantas bagaimana dengan sistem keuangan? Masuk ke dalam klasifikasi yang mana? Menurut Prof. Dr. H. Ismail Nawawi, dosen kami, sistem keuangan masuk ke dalam tiga klasifikasi, yaitu sistem abstrak (karena berisi gagasan atau konsep), sistem deterministik (karena dapat diprediksi), dan sistem buatan manusia (karena dibuat oleh manusia).

Lalu, beliau juga menjelaskan bahwa sistem keuangan bisa masuk sistem terbuka, namun juga bisa tertutup. Artinya tidak pasti. Akan tetapi, sistem keuangan pasti termasuk 3 sistem sebelumnya (abstrak, deterministik, dan buatan manusia).

Baik, itu saja yang mau saya tuliskan. Semoga bermanfaat. J



Surabaya, 27 Maret 2015 

Pengertian Sistem Keuangan dan Fungsinya

Apa itu sistem keuangan? Apa pengertiannya? Bagaimana maksudnya? Hm..baik, baik, baik, saya akan tuliskan. Saya akan menukilkannya dari buku yang ditulis oleh dosenku di kelas. Nama beliau adalah Prof. Dr. H. Ismail Nawawi. Sedangkan bukunya berjudul, “Keuangan Islam; Diskursus Teori, Studi Kasus dan Pengantar Praktek Pada kelembagaan Keuangan Bank dan Non Bank”.

Pada halaman 15 dari buku itu, pak Ismail menuliskan pengertian Sistem Keungan sebagaimana dikemukakan oleh bank Dunia (World Bank). Diterangkan bahwa sistem keuangan (financial system) adalah suatu sistem yang mengatur transfer dana antara pihak yang kelebihan dana (saver)  dan pihak yang membutuhkan dana (borrower) agar tercapai alokasi dana yang efisien serta menyediakan fasilitas keuangan termasuk sistem pembayaran yang diperlukan dalam pembiayaan kegiatan bisnis. Dalam sistem keuangan ini, yang terjadi tidak hanya transfer dana tapi juga transfer resiko khususnya kepada para pemilik dan pemegang saham.

Setidaknya, menurut guru besar Ekonomi Islam UINSA Surabaya ini, sistem keuangan memiliki 3 manfaat.

Yang pertama, sistem keuangan dapat membantu perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat berdasarkan cash flow dan sumber daya yang ada. Hal ini merupalan informasi bagi perusahaan agar dapat efisien dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.

Manfaat yang kedua, sistem keuangan diperlukan untuk memonitor dana (membandingkan antara pengeluaran dengan pendapatan) sehingga perusahaan mengetahui kondisi dan prospek usahanya.

Kemudian manfaat yang ketiga, sistem keuangan dapat menjamin bahwa dana yang diperlukan ditempatkan pada tempat yang tepat untuk menyelesaikan sebuah kegiatan produksi.

Lalu pada halaman 6 dijelaskan bahwa ada dua jenis pembiayaan yang dilakukan dalam sistem keuangan, yaitu pembiayaan langsung dan pembiayaan tidak langsung.

Pada pembiayaan langsung, lender-server (yang memberi pinjaman) langsung berhubungn dengan borrower-spender (yang meminjam) melalui pasar keuangan.

Sedangkan dalam pembiayaan tidak langsung, hubungan antara pemilik dana dan yang membutuhkan dana membutuhkan bantuan lembaga intermediaries keuangan. Lender-saver menyimpan uangnya pada institusi keuangan, kemudian institusi keuangan memberikan pinjaman kepada yang membutuhkan dana (borrower) dan sebagiannya diinvestasikan dalam pasar keuangan.

Lantas, apa tugas sistem keuangan dalam perekonomian modern? Pada halaman 7 dijelaskan bahwa tugas utamanya adalah memindahkan dana dari penabung kepada peminjam yang membutuhkan dana, di mana dana tersebut akan dipergunakan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa serta melakukan investasi dalam bentuk peralatan baru sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada akhirnya akan meningkatkan standar kehidupan.

Jadi, sistem keuangan itu sangat penting. Tanpa suatu sistem keuangan, kekuatan dan kemampuan sektor usaha maupun rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya maupun dalam berinvestasi akan berkurang. Sementara itu, pemilik dana yang berlebih tidak akan dapat mengoptimalkan pendapatan dari dana mereka yang berlebih tersebut dan akan membuat semakin banyaknya idle money atau uang yang tidak dipergunakan (uang menganggur).

Hm...baiklah, semoga apa yang saya tuliskan ini bermanfaat untuk kita semua. ;)


Surabaya, 27 Maret 2015


Apa ya, Statistika itu?

Apa yang dimaksud dengan statistik? Statisitik menurut para pakar itu apa sih? Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu yang ada di kepala kita. Maka dari itu saya bermaksud menukilkan pengertian statistika yang saya ambil dari buku tulisan Dr. Abdul Muhid, M.S.I dengan judul, “Analisis Statistik”.

Dalam buku tersebut dijelaskan pengertian statistik menurut 4 pakar. Pengertian pertama disebutkan oleh Boot dan Cox (1970). Menurut mereka, statistik adalah suatu kumpulan teori dan metodologi yang digunakan untuk menganalisis bukti-bukti numerik guna menetapkan satu dari beberapa alternatif keputusan atau tindakan, di mana tidak semua fakta yang relevan diketahui.

Pengertian kedua disampaikan oleh Sanders dkk. (1980). Diterangkan bahwa statistik adalah suatu kumpulan prinsip dan prosedur yang dikembangkan untuk pengumpulan, pengklasifikasian, perangkuman, pemaknaan, dan pengomunikasian penggunaan data tersebut.

Adapun pengertian ketiga disampaikan oleh Agus Arianto (2004). Ia menjelaskan bahwa statistik adalah sekumpulan cara maupun aturan-aturan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan (analisis), dan penarikan kesimpulan atas data-data yang berbentuk angka dengan menggunakan suatu asumsi-asumsi tertentu.

Sementara itu, pengertian keempat diterangkan oleh Rekso Atmodjo (2007). Statistik itu katanya adalah suatu metodologi pengambilan keputusan atau tindakan berdasarkan data atau informasi yang dikumpulkan secara sistematik.

Lalu pada bagian akhir, penulis (Dr. Abdul Muhid) memberikan kesimpulan penting terkait pengertian statistika ini. Statistika, menurutnya, adalah kumpulan cara atau metode yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan (analisis), penarikan kesimpulan, dan pengambilan keputusan atas data yang berupa angka.
Baiklah, semoga apa yang saya nukilkan ini bermanfaat untuk kita semua. J



Surabaya, 20 Maret 2015

Analisis Uji-t Satu Sampel, Hm....Apa ini?

Saudaraku, saya bermaksud menulis ulang apa yang ditulis oleh Dr. Abdul Muhid dalam bukunya yang berjudul, “Analisi Statistika”. Tulisan yang mau saya nukil ada di sub-judul: “Analisis Uji-t Satu Sampel (One-Sample T-test)” pada halaman 11-12.

Pada halaman 11 dari buku ini  disebutkan bahwa Uji-t untuk satu sample (one-sample T-test) merupakan prosedur uji-t untuk sampel tunggal jika rata-rata suatu variabel tunggal dibandingkan dengan suatntu nilai konstanta tertentu (ยต0). Uji-t satu sampel ini biasanya digunakan pada penelitian-penelitian yang bersifat eksperimental tetapi dengan desain pre-eksperimental atau quasi-eksperimen.

Nah, untuk setiap variabel yang akan diuji ditampilkan mengenai rata-rata, standar deviasi, standar eror rata-rata, selisih rata-rata antara tiap nilai data dengan nilai uji hipotesis, dan taraf kepercayaan/signifikan untuk selisih rata-rata.

Adapun kriteria data yang dapat diuji dengan menggunakan uji-t satu sampel (one sample T-test) ada dua, yaitu:

1.   Data yang digunakan adalah data kuantitatif (interval dan rasio)
2.   Data berdistribusi normal.
Bagaimana dengan rumusnya? Ini dia rumusnya:
t= x - ยต0
       s
     √n
Keterangan:

t = nilai t hitung
x = rata-rata
ยต0 = nilai yang dihipotesiskan
s = standard deviasi
n = jumlah sampel

Hm...Baik saya lanjutkan. Itu tadi halaman 11. Habis ini yang halaman 12, tapi tidak semuanya. J

Dalam uji-t satu sampel (one-sample T-test) dibagi menjadi dua macam pengujian hipotesis, yaitu:

1.   Uji dua pihak/arah (two tail-test), yaitu pengujian yang digunakan jika hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama dengan”, atau (H0=dan Ha ≠).

2.   Uji satu pihak/arah (one tail test), yang dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a.    Uji pihak/arah kiri, yaitu pengujian yang digunakan jika hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih besar atau sama dengan” (≥) dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih kecil” atau “paling sedikit/paling kecil” (<), atau (H0 ≥, dan Ha <).
b.   Uji pihak/arah kanan, yaitu pengujian yang digunakan jika hipotesis nol (H0) berbunyi, “lebih kecil atau sama dengan” (≤) dan hipotesis alternatifnya (ha) berbunyi “lebih besar” atau “paling besar/paling banyak” (<), atau (H0 ≤, dan Ha >).


Hm...baik, saya kira cukup. Semoga apa yang saya tuliskan ini bermanfaat. ;)


Surabaya, 20 Maret 2015

Sejarah Bank Syariah di Indonesia

Segala hal yang ada di dunia ini memiliki sejarah dan latar belakang. Begitu juga dengan keberadaan bank syariah yang ada di Indoenesia. Bank Syariah di Indonesia tidak serta merta langsung muncul di permukaan. Kehadirannya berawal dari diskusi panjang dan berbagai pertemuan yang diadakan oleh para praktisi perbankan yang peduli syariah serta para ulama.

Namun, sebagaimana dijelaskan oleh Syafi’i Antonio dalam bukunya, “Dari Teori ke Praktik”, keberadaan bank syariah di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan bank-bank syariah yang muncul terlebih dahulu di beberapa negara Islam. Sebelum Indonesia, negara-negara yang yang telah mendirikan bank syariah (bank Islam) adalah Pakistan, Mesir, Siprus, Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Turki.

Melihat fenomena demikian, pada awal periode 1980-an diskusia mengenai perlunya mendirikan bank syariah di Indonesia mulai dilakukan. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas diwujudkan. Di Bandung, misalnya,  dibentuk Baitut Tamwil-Salman. Lalu di Jakarta dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yaitu Koperasi Ridho Gusti.

Namun, usaha lebih khusus untuk mendirikan bank syariah (bank Islam) di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Hal itu ditandai dengan diadakannya Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 yang berlangsung di Cisarua, Bogor. Hasil dari acara tersebut dibahas lagi secara lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang diselenggarkan di hotel Sahid Jaya Jakarta, pada tanggal 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI tersebut, dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia.

Akhirnya pada tanggal 1 November 1991, Tim Perbankan MUI tersebut berhasil mendirikan Bank Muamalat Indonesia yang ditandai dengan penandatangan akte pendirian PT bank Muamalat Indonesia. Pada saat penandatanganan akte pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp. 84 miliar.

Lalu dua hari kemudian, yaitu tanggal 3 November 1991, dalam acara silaturahmi Presiden di Istana Bogor, dapat dipenuhi dengan total komitmen modal awal sebesar Rp. 106.126.382.000,-. Dengan modal awal tersebut, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Bank Syariah pertama di Indonesia ini kemudian tumbuh berkembang hingga pada September 1999, telah tersebar 45 outlet di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dinilai semakin positif seiring dengan disetujuinya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplemantasikan oleh bank syariah. Undang-Undang ini juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.

Dengan disetujuinya Undang-Undang tersebut, akhirnya banyak bank-bank konvensional yang membuka cabang syariah. Di antaranya adalah Bank IFI, Bank Niaga, Bank BNI ’46, Bank BTN, Bank Mega, Bank BRI, Bank Bukopin, BPD Jabar, dan BPD Aceh.

 Adapun Bank milik pemerintah pertama yang melandaskan operasionalnya pada prinsip syariah serta merupakan Bank Umum Syariah di Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). Secara struktural, BSM berasal dari Bank Susila Bakti (BSB), sebagai salah satu anak perusahaan di lingkup Bank Mandiri (ex BDN), yang kemudian dikonversikan menjadi bank syariah secara penuh.

Semoga bank-bank syariah yang di Indonesia semakin berkembang dan mampu menunjukkan ke dunia bahwa ekonomi syariah adalah solusi atas berbagai permasalahan ekonomi yan selama ini terjadi.




Panceng, 12 Februari 2015

Apa Saja Kegunaan Ekonometrika?

Alhamdulillah, saya menulis lagi. Lagi-lagi saya mau menuliskan satu hal yang mungkin sederhana. Saya tetap akan menuliskannya karena saya berharap memperoleh manfaat.
 Kali ini saya akan menuliskan tentang kegunaan ekonometrika yang ditulis oleh Agung Abdul Rasul dalam bukunya berjudul “Ekonometrika; Formula dan Aplikasi Manajemen”.

Apa saja kegunaan ekonometrika?

Dalam buku yang diterbitkan oleh UHAMKA Press dan Mitra Wacana Media ini, disebutkan bahwa ekonometrika memiliki kegunaan yang luas dalam bidang ekonomi. Yaitu pada berbagai institusi, mulai dari institusi pendidikan hingga pemerintah.

Bagi institusi pendidikan, pendekatan ekonometrika diperlukan dalam memecahkan persoalan penelitian. Bisa berupa karya penelitian dosen, penelitian mahasiswa, dan jurnal-jurnal ilmiah.

Adapun bagi perusahaan, ekonometrika dapat digunakan untuk memprediksi berbagai persoalan manajamen pada middle management dan top management. Pada manajemen menengah, misalnya pada departemen keuangan, manajer keuangan dapat menggunakan perangkat ekonometrika ketika ingin memprediksi perubahan kas masuk yang disebabkan oleh perputaran piutang dan perputaran persediaan. Sementara pada departemen marketing, manajer permasaran dapat memperkirakan kenaikan penjualan perusahaan sebagai dampak dari tindakan perusahaan dalam memperbaiki kualitas produk, meningkatkan kualitas promosi, membijaksanai harga jual dan menciptakan selera konsumen, meningkatkan kualitas pelayanan, memperbaiki saluran distribusi dan lain-lain.

Lalu pada instansi pemerintah, ekonometrika banyak dipakai oleh departemen keuangan, badan perencanaan pembangunan nasional, bank sentral, pemerintah tingkat provinsi, dan pemerintah kabupaten kota. Variabel ekonomi yang sering wujud dalam aktifitas ekonomi pemerintah, antara lain penerimaan pemerintah berupa pajak dan non pajak, belanja pemerintah, konsumsi dan tabungan masyarakat, investasi dan akumulasi kapital, produksi nasional, bunga, ekspor, impor, hutang luar negeri, penawaran uang, inflasi, obligasi, ketetapan bank sentral mengenai cash rasio, dan lain-lain.


Hm..banyak juga ya, kegunaanya. :)  Oke, semoga bermanfaat. :)


Panceng, 2 Februari 2015

                                                                                                          

Sekelumit tentang Data Ekonometrik

Alhamdulillah saudaraku, saya bisa nulis lagi hari ini. Mungkin apa yang saya tuliskan hanyalah tulisan sederhana. Tapi tidak mengapa. Tetap saya akan tuliskan. Karena mungkin bagi seseorang tidak berguna, tapi bagi orang lainnya sangat bermanfaat. Minimal, tulisan ini bermanfaat untuk diri saya sendiri sebagai bahan belajar :).

Kali ini saya akan menulis tentang data ekonometrik. Agung Abdul Rasul dalam bukunya “Ekonometrika; Formula dan Aplikasi dalam Manajemen” menjelaskan bahwa data adalah sesuatu yang diketahui atau dianggap diketahui. Data berhubungan dengan berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi.

Nah, dijelaskan oleh penulis bahwa untuk kepentingan analisa ekonometrika, data ekonometrik terdiri dari dari berbagai jenis. Apa saja? Pada halaman 3 dalam buku tersebut dijelaskan sebagaimana di bawah ini:

1.       Data kuantitatif. Yaitu data data ekonomi yang dinyatakan dalam angka-angka.

2.       Data kualitatif. Kebalikan dari data kuantitatif, data ini dinyatakan dalam bentuk bukan angka.

3.       Data diskrit. Yaitu data ekonomi yang berasal dari hasil pengukuran dan penimbangan .

4.       Data kontinyu. Yaitu data ekonomi yang bersumber dari hasil menghitung dan membilang.

5.       Data skala. Yaitu data ekonomi yang berbentuk angka-angka, dan jika dioperasikan secara matematika seluruhnya memiliki makna.

6.       Data ordinal. Yaitu data ekonomi yang berbentuk bukan angka, dan menunjukkan peringkat atau ranking sesuatu. Data ordinal ini dapat ditransformasi ke dalam bentuk angka, namun angka-angka hasil transformasi tersebut jika dioperasikan secara matematika tidak seluruhnya memiliki makna.

7.       Data nominal. Yaitu data ekonomi yang berbentuk bukan angka dan menunjukkan perbedaan suatu kategori. Data nominal ini juga dapat ditransformasi ke dalam bentuk angka, namun jika dioperasikan secara matematika tidak seluruhnya memiliki makna.

8.       Data time series. Yaitu data ekonomi yang terjadi sepanjang periode, bisa terjadi sepanjang periode harian, bulanan, triwulan, semesteran, tahunan, dan lain-lain.

9.       Data cross section. Yaitu data ekonomi yang terjadi dalam satu periode, bisa terjadi dalam satu hari, satu bulan, satu triwulan, satu semester, satu tahun, dan lain-lain.

Hm....itulah jenis-jenis data dalam ekonometrika. Baiklah, saya kira cukup. Semoga besok saya bisa nulis lagi. Menulis hal-hal bermanfaat yang berhubungan dengan dunia ekonomi. InshaAllah J


Panceng, 14 Januari 2014


Sudah Tahu Belum, Tentang Ekonometrika?

Saudaraku, saya ingin banyak menulis tentang dunia ekonomi dan syariah di blog ini. Tapi saya tahu, ilmu saya masih sangat minim. Maka dari itu, salah satu solusi yang sempat saya fikirkan adalah tetap menulis di sini walau dengan tulisan sangat sederhana. Sambil belajar, sambil menulis. Hehe.

Mungkin di awal-awal tulisan saya haya berupa coretan sederhana mengenai apa yang saya baca di buku. Saya share tulisan tersebut dengan cara saya sehingga bisa dibaca juga oleh orang lain. Jadi selain bertujuan agar saya belajar, tujuan yang lain adalah agar bisa bermanfaat orang lain. Mungkin saja ada pembaca yang belum sempat baca isi sebuah buku, lalu bisa mengetahui isinya dengan perantara tulisan saya di sini. Hehe.

Ya, begitulah. Semoga di masa mendatang saya benar-benar menjadi penulis profesional dan pakar dalam bidang ekonomi syariah. Amiin. Walau ternyata impian itu tidak terwujud setidaknya saya sudah berani memimpikannya. J

Apa yang saya mau tuliskan sekarang ini adalah pengertian ekonometrika. Saya ambil dari buku karangan Agung Abdul Rasul SE, ME yang berjudul “Ekonometrika; Formula dan Aplikasi dalam Manajemen”.

Saya hanya akan menuliskan pengertian ekonometrika yang tertuang dalam bab 1 berjudul “Pengenalan Ekonometrika”.

Dijelaskan dalam judul tersebut bahwa ekonometrika adalah akronim dari dua kata, yaitu “ekonomi” dan “metrik”.

Pengertian dari ekonomi sendiri adalah suatu ilmu pengetahuan melakukan studi tentang perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Adapun metrik diadaptasi dari bahasa Inggris “metric” yang berarti ukuran (ilmu tentang meter).

Dari situ kemudian, penulis buku tersebut menyimpulkan bahwa ekonometrika adalah ukuran-ukuran mengenai keterkaitan antara variabel-variabel ekonomi. Secara empiris, lanjut penulis, ukuran atau variabel-variabel ekonomi secara individual dibentuk oleh ilmu statistika, karena salah satu pekerjaan statistika adalah mengumpulkan data terutama data sosial ekonomi.

Penulis kemudian mengemukakan beberapa pendapat para pakar ekonomi mengenai definisi ekonometrika. Siapa saja mereka?

Yang pertama adalah Joni J. Manurung. Dia menyatakan bahwa ekonometrika bagian dari ilmu ekonomi. Ekonometrika, katanya, adalah cabang ilmu ekonomi dengan dengan penaksiran empiris hubungan-hubungan antar variabel ekonomi. Hal ini berarti bahwa ekonometrika merupakan ukuran besaran hubungan-hubungan antar variabel ekonomi.

Yang kedua adalah Arthur S. Goldberger. Ia menjelaskan bahwa ekonometrika adalah ilmu sosial di mana perangkat teori ekonomi, matematika, dan statistika inferensial diterapkan dalam menganalisis fenomena ekonomi.

 Yang ketiga adalah P.A. Samuelson. Ia mengartikan ekonometrika sebagai hasil dari tinjauan tertentu tentang peran ilmu ekonomi, mencakup aplikasi statistik matematik statistik atas data ekonomi guna memberikan dukungan empiris terhadap model yang disusun berdasarkan matematika ekonomi serta memperoleh hasil berupa angka-angka.

Hm...apa ada pengertian yang lebih padat? Ada. Hal itu dikemukakan oleh J. Supranto. Ekonometrika katanya, adalah gabungan penggunaan matematika dan statistik untuk memecahkan persoalan ekonomi. Simpel dan padat kan J

Baik saudaraku. Saya kira cukup. Semoga saya bisa sering-sering menulis di sini. Kalau perlu, setiap hari saya nulis. Amiin. Semoga bisa.


Panceng, 11 Januari 2014