Sebelum membeli, pembeli akan memiliki persepsi tertentu terhadap apa yang akan dia beli. Dia akan berpikir-pikir terlebih dahulu, apakah dia akan meneruskan membeli atau tidak. Setelah dia membeli, dia juga akan berpikir-pikir apakah di masa yang lain akan membeli barang itu di tempat yang sama atau tidak.
Persepsi
itu muncul karena dikhawatirkan ada-ada resiko tertentu yang akan dia terima
jika dia membeli. Selanjutnya resiko-resiko yang dipersepsikan tersebut akan
menjadikan si pembeli memutuskan apakah tetap membeli atau tidak, apakah di
masa yang lain membeli lagi atau tidak, dan apakah dia akan menjadi pelanggan
setia atau tidak.
Resiko-resiko
yang dipersepsikan dinamakan dengan perceived risk. Sejak tahun 1970-an para
akademisi sudah melakukan penelitian tentang perceived risk. Ukuran yang
dipakai dalam perceived risk menurut Kaplan ada 5; yaitu financial risk (resiko
keuangan), time risk (resiko waktu), social risk (resiko sosial), physological
risk (resiko psikologi), dan performance risk (resiko kinerja). Kelima resiko
yang dipersepsikan iulah yang menentukan apakah seseorang tetap bertahan menjadi
pelanggan atau berhenti di tengah jalan tak lagi membeli di toko yang sama.
Perceived
risk itu tidak hanya ada di toko-toko atau pasar, tapi juga dalam dunia
perbankan. Bedanya, kalau di pasar istilah yang digunakan adalah pembeli dan
penjual, kalau dalam bank istilahnya adalah nasabah dan pihak bank.
Itulah
sekelumit perceived risk yang saya pahami. Semoga bermanfaat. :)
Surabaya,
4 Januari 2016






0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan jika mau komentar :)