Rabu, 06 Januari 2016

“MEA Ketinggalan Zaman”

Kemarin saya mengikuti agenda “Sarasehan Pengembangan Kurikulum Ekonomi Syariah” di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Surabaya. Peserta yang hadir lumayan keren-keren. Ada pak Iman Supriyono dari SNF Consulting, ada Dr. Zakik yang juga pengurus MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) Jatim, dan lain-lain.
Ada catatan menarik yang saya dapatkan dari pak Iman Supriyono. Dia mengatakan bahwa saat ini masyarakat Indonesia sedang heboh dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Heboh karena Indonesia akan memasuki pasar bebas. Orang-orang dari luar Indonesia yang berada di negara-negara anggota ASEAN bisa bebas bekerja dan tinggal di Indonesia. Misalnya orang Thailand akan bebas berjualan di Indonesia tanpa adanya bea cukai yang tinggi. Begitu juga dengan orang Indonesia juga bisa bekerja di luar negeri dengan mudah tanpa hambatan. Jadi pasar yang ada benar-benar pasar bebas.
Namun menurut pak Iman Supriyono, wacana MEA sudah kuno. Karena sejak zaman penjajahan Belanda banyak perusahan-perusahan yang sudah terjun bebas di Indonesia. Dan sampai sekarang mereka terus mencengkeram Indonesia dengan perusahaan yang dimiliki. 
Jadi sebenarnya tanpa ada MEA pun Indonesia dari dulu sudah melakukan era pasar bebas, artinya banyak orang luar (Belanda, dll) yang sudah menancapkan kuku bisnisnya di negara tercina ini.
Hm...


Surabaya,5 Januari  2016




0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan jika mau komentar :)