Saudaraku, saya akan menuliskan
apa yang saya baca dari buku Adiwarman A. Karim yang berjudul “Ekonomi Makro Islami”. Saya membaca bab 7 dari halaman 133-143. Judul dari bab 7 ini adalah “Inflasi:
Stabilitas Nilai Uang Domestik”. Jadi memang
tulisan ini difokuskan untuk membahas tentang inflasi.
Adiwarman A. Karim membagi
tulisannya pada bab 7 ini menjadi 3 bagian. Sejarah inflasi, teori inflasi
konvesional, dan teori inflasi Islam.
Ketika membahas tentang sejarah inflasi, ia
memulai sejarah inflasi sejak zaman
Byzantium sampai abad 20. Kesimpulan dari tulisan ini ialah, inflasi terjadi di
manapun, terhadap mata uang pun dan pada periode kapanpun. Bahkan termasuk mata
uang yang terbuat dari emas (dinar) yang
nilainya disebut-sebut mampu bertahan, tetap bisa mengalami inflasi. Hanya saja
memang, kalau mata uang yang nilai istrinsiknya rendah seperti uang kertas, dll
memiliki potensi inflasi lebih tinggi.
Pada bagian kedua yang membahas
tentang teori inflasi konvensional, pak karim memberikan definisi inflasi yang
dikemukakan oleh ekonom modern. Inflasi adalah kenaikan yang menyeluruh dari
jumlah yang harus dibayarkan (nilai unit penghitungan moneter) terhadap
barang-barang/komoditas dan jasa. Adapun deflasi (deflation) adalah sebaliknya,
yaitu penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap
barang-barang/komoditas dan jasa.
Ia kemudian menjelaskan bahwa
inflasi diukur dengan tingkat inflasi (rate of inflation) yaitu tingkat
perubahan dari tingkat harga secara umum. Ini persamaannya:
Tingkat harga (t) – tingkat harga (t-1) x
100 = Rate
of Inflation
Tingkat harga (t-1)
Pak karim kemudian menjelaskan bahwa untuk dapat
mengerti apa dan bagaimana inflasi, perlu dipahami bahwa uang mempunyai
fungsi-fungsi tertentu dalam perekonomian. Apa saja? Yaitu media pertukaran,
pengukur nilai, unit perhitungan dan akuntansi, penyimpan nilai, dan instrumen
terms of payment. Adapun motif orang menyimpan uang adalah transactionary
motive, precautionary motive, dan speculative (investment) motive.
Apakah inflasi memiliki tingkat keparahan yang
berbeda? Jawabannya adalah iya. Pak karim menyebutkan ada 3 jenis inflasi
berdasarkan tingkat keparahannya yang ia nukilkan dari buku Paul A. Samuelson
berjudul “economics”. Apa saja? Yang pertama adalah moderate inflation.
Ciri-cirinya ialah kenaikan tingkat harga yang lambat. Umumnya disebut ‘inflasi
satu digit’. Yang kedua adalah galloping inflation. Inflasi pada tingkat ini
terjadi pada tingkatan 20% sampai 200% pertahun. Yang keiga adalah hyper
inflation. Inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat tinggi yaitu
jutaan sampai triliyunan persen per tahun.
Adapun jika digolongkan berdasarkan
penyebab-penyebabnya, inflasi dibagi menjadi 5. Yaitu (1) natural inflation dan
human inflation, (2) actual/anticipated/expected inflation dan
unanticipated/unexpected inflation, (3) demand pull dan cost push inflation,
(4) spiralling inflation, dan (5) imported inflation dan domestic inflation.
Baiklah, sekarang tiba saatnya bagi saya menuliskan
bagian yang ketiga dari tulisan A. Karim ini, yaitu tori inflasi dalam Islam.
Para ekonom Islam, katanya, berpendapat bahwa inflasi berakibat buruk bagi perekonomian karena:
menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, melemahkan semangat menabung,
meningkatkan kecendrungan untuk berbelanja, dan mengarahkan investasi pada
hal-hal yang non-produktif.
Ia kemudian mengutip pendapat Ekonom Islam
taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364-1441 M) yang merupakan murid Ibnu Khladun,
yang menggolongkan inflasi dalam 2 golongan; yaitu natural inflation dan human
error inflation.
Natural inflation diakibatkan oleh sebab-sebab
alamiah, di mana orang tidak mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegah). Ibnu
al-Maqrizi menyebutkan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh
turunnya penawaran agregatif (AS) atau naiknya permintaan agregatif (AD). Lalu A.
Karim membandingkan pernyataan al-maqrizi ini dengan perangkat analisis
konvensional yaitu persamaan identitas: MV = PT = Y. M adalah jumlah uang yang
beredar, V adalah kecepatan peredaran uang, P adalah tingkat harga, T adalah
jumlah barang dan jasa (kadang juga notasi Q), dan Y adalah tingkat pendapatan
nasional (GDP).
Maka, kata A. Karim, natural inflation dapat
diarikan sebagai: Pertama, gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu perekonomian (T). Misalnya T turun sedangkan M dan V tetap, maka konsekuensinya P naik. Kedua,
naiknya daya beli masyarakat secara riil. Misalnya nilai ekspor lebih besar daripada
nilai impor, sehingga secara netto terjadi impor uang yang mengakibatkan M
menurun sehingga jika V dan T tetap maka P naik.
Maka natural inflation dapat dibekan menjadi 2
berdasarkan penyebabnya; yaitu: (1) akibat uang yang masuk dari luar negeri
terlalu banyak, (2) akibat dari turunnya tingkat produksi (AS menurun) karena
terjadinya paceklik, perang, ataupun embargo dan boycott.
Hm....ternyata banyak juga yang saya tulis. Baik,
jangan khawatir, ini yang terkahir. Sabar ya. :)
Baik, baik, baik. Tadi kan ibnu al-Maqrizi membagi
inflasi menjadi dua. Yang pertama adalah natural inflation, sebagaimana
dijelaskan di atas, dan yang kedua adalah human error inflation atau disebut
juga false inflation. A. Karim menyebutkan bahwa jenis inflasi kedua ini
diakibatkan oleh kesalahan manusia itu sendiri sebagaimana Allah terangkan dalam
surat ar-Rum ayat 41.
Berdasarkan penyebabnya, human error inflation
dibagi menjadi 3. Apa saja? Pertama;
korupsi dan administrasi yang buruk (corruption and bad administration). Kedua;
pajak yang berlebihan (excessive tax). Ketiga; pencetakan uang dengan maksud
menarik keuntungan yang berlebihan (excessive seignorage).
Sebenarnya A. Karim menguraikan dengan banyak
penjelasan mengenai 3 macam human error inflation tersebut. Tapi saya kira
cukup di sinilah tulisan saya. Nggak apa-apa ya. Kalau mau lebih mengerti,
silahkan bisa baca langsung buku Adiwarman A. Karim dengan judul “Ekonomi Makro
Islami” halaman 143 sampai 155. Hehe.
Baiklah, semoga apa yang saya tuliskan ini
bermanfaat untuk kita semua, termasuk yang menulis. :)
Panceng, 18 November 2014






0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan jika mau komentar :)