Saudaraku, sewaktu
kecil kita mungkin menyaksikan ada tetangga kita yang punya usaha kecil berupa
warung kecil di samping rumahnya. Ketika kita besar, ternyata warung itu tetap
kecil tak ada perkembangan. Pertanyaannya, mengapa warung itu tetap kecil dan
tak ada perkembangan?
Kalau menurut Iman
Supriyono, salah satu konsultan Strategic Financial, hal itu disebabkan tidak
berjalannya manajemen keuangan yang baik. Penjual warung itu mengambil seluruh
keuntungan dari hasil jualannya untuk keperluan sehari-hari alias untuk
belanja. Dia tidak menggunakan sebagian keuntungannya untuk memperbesar usaha
warungnya. Akibatnya, warungnya tidak ada peningkatan dan tidak terjadi
penambahan jumlah warung. Hanya warung itu saja. Tidak ada warung yang lain.
Nah, konsep ini
berlaku juga dengan usaha-usaha yang lain, tidak hanya warung. Baik berupa
toko, perusahaan, pabrik, dll. Kalau mau usaha-usaha tersebut semakin
berkembang dan besar maka harus berani menyisihkan sebagian keuntungannya
setiap bulan untuk membesarkan usahanya, tidak hanya untuk belanja.
Konsep ini juga bisa
diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita bisa menerapkan manajemen
keuangan dalam diri kita. Setiap uang yang kita dapatkan, misalnya gaji yang
didapat setiap bulan, kita bagi uang itu menjadi tiga bagian. Pertama untuk
konsumsi, kedua untuk investasi, dan yang ketiga untuk sedekah.
Walaupun gaji yang didapatkan
bertambah banyak di setiap tahunnya, hendaknya jumlah pengeluaran untuk
konsumsi tetap sama, tidak ikut bertambah banyak sebagaimana besar gaji.
Misalnya, pada tahun 2014 gaji yang didapatkan setiap bulannya adalah dua juta,
sementara jumlah pengeluaran untuk konsumsi adalah satu juta. Maka ketika pada
tahun berikutnya, tahun 2015 gaji yang didapatkan misalnya bertambah menjadi
tiga juta, maka usahakan pengeluarannya tetap sama dengan tahun 2014 yaitu
sebesar satu juta. Dengan cara ini, maka jumlah sisa gaji kita pada tahun 2014
dan 2015 akan berbeda. Kalau pada tahun 2014 jumlah sisa gaji kita sebesar satu
juta (dua juta dikurangi satu juta), maka tahun 2015 jumlah sisa gaji yang kita
miliki menjadi dua juta (tiga juta dikurangi satu juta).
Nah, kalau sisa gaji
itu (setelah dikurangi sedekah) digunakan untuk investasi, maka setiap tahun
investasi kita akan semakin besar. Sehingga gaji kita tidak habis hanya untuk
konsumsi saja. Dan, keuangan kita juga akan meningkat. J
Kalau dalam teori hal
itu sangat mudah dilakukan. Tapi kalau dalam prakteknya, wow, sangat susah
untuk diterapkan. Namun ada seorang motivator yang mengatakan bahwa sesuatu
yang sulit itu masih bisa dilakukan.
Hm..semoga penjelasan
saya tidak membingungkan. Sedikit bocoran, apa yang saya tulis berdasarkan apa
yang saya pahami dari tulisan pak Iman Supriyono yang tadi saya sebut namanya
di atas. Jadi kalau belum paham, bisa merujuk kepada tulisan beliau langsung.
Hehe.
Semoga bermanfaat J
Surabaya, 28 Agustus
2015






0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan jika mau komentar :)