Sabtu, 29 Agustus 2015

Berkembang dengan Manajemen Keuangan yang Baik

Saudaraku, sewaktu kecil kita mungkin menyaksikan ada tetangga kita yang punya usaha kecil berupa warung kecil di samping rumahnya. Ketika kita besar, ternyata warung itu tetap kecil tak ada perkembangan. Pertanyaannya, mengapa warung itu tetap kecil dan tak ada perkembangan?

Kalau menurut Iman Supriyono, salah satu konsultan Strategic Financial, hal itu disebabkan tidak berjalannya manajemen keuangan yang baik. Penjual warung itu mengambil seluruh keuntungan dari hasil jualannya untuk keperluan sehari-hari alias untuk belanja. Dia tidak menggunakan sebagian keuntungannya untuk memperbesar usaha warungnya. Akibatnya, warungnya tidak ada peningkatan dan tidak terjadi penambahan jumlah warung. Hanya warung itu saja. Tidak ada warung yang lain.

Nah, konsep ini berlaku juga dengan usaha-usaha yang lain, tidak hanya warung. Baik berupa toko, perusahaan, pabrik, dll. Kalau mau usaha-usaha tersebut semakin berkembang dan besar maka harus berani menyisihkan sebagian keuntungannya setiap bulan untuk membesarkan usahanya, tidak hanya untuk belanja.

Konsep ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita bisa menerapkan manajemen keuangan dalam diri kita. Setiap uang yang kita dapatkan, misalnya gaji yang didapat setiap bulan, kita bagi uang itu menjadi tiga bagian. Pertama untuk konsumsi, kedua untuk investasi, dan yang ketiga untuk sedekah.

Walaupun gaji yang didapatkan bertambah banyak di setiap tahunnya, hendaknya jumlah pengeluaran untuk konsumsi tetap sama, tidak ikut bertambah banyak sebagaimana besar gaji. Misalnya, pada tahun 2014 gaji yang didapatkan setiap bulannya adalah dua juta, sementara jumlah pengeluaran untuk konsumsi adalah satu juta. Maka ketika pada tahun berikutnya, tahun 2015 gaji yang didapatkan misalnya bertambah menjadi tiga juta, maka usahakan pengeluarannya tetap sama dengan tahun 2014 yaitu sebesar satu juta. Dengan cara ini, maka jumlah sisa gaji kita pada tahun 2014 dan 2015 akan berbeda. Kalau pada tahun 2014 jumlah sisa gaji kita sebesar satu juta (dua juta dikurangi satu juta), maka tahun 2015 jumlah sisa gaji yang kita miliki menjadi dua juta (tiga juta dikurangi satu juta).

Nah, kalau sisa gaji itu (setelah dikurangi sedekah) digunakan untuk investasi, maka setiap tahun investasi kita akan semakin besar. Sehingga gaji kita tidak habis hanya untuk konsumsi saja. Dan, keuangan kita juga akan meningkat. J

Kalau dalam teori hal itu sangat mudah dilakukan. Tapi kalau dalam prakteknya, wow, sangat susah untuk diterapkan. Namun ada seorang motivator yang mengatakan bahwa sesuatu yang sulit itu masih bisa dilakukan.

Hm..semoga penjelasan saya tidak membingungkan. Sedikit bocoran, apa yang saya tulis berdasarkan apa yang saya pahami dari tulisan pak Iman Supriyono yang tadi saya sebut namanya di atas. Jadi kalau belum paham, bisa merujuk kepada tulisan beliau langsung. Hehe.

Semoga bermanfaat J




Surabaya, 28 Agustus 2015

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan jika mau komentar :)